Max Continuous Discharge or Max Pulse Discharge

Ini hanya sekedar menanggapi kebingungan soal jenis - jenis batere yang beredar saat ini. Tulisan ini sendiri akan diupdate dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan dunia batere ataupun input dari teman-teman juga.

Secara garis besar, batere itu dikategorikan berdasarkan dua parameter :
- Ukuran fisik batere
- Chemistry yang ada didalamnya.

Ukuran Fisik Batere
Dalam hal ini kita akan melihat dulu tentang ukuran fisik batere. Rule yang biasa dipakai dalam hal ini adalah : XXYYY, dimana :
XX : diameter batere
YYY : panjang batere
Misalnya :
18650 : mempunyai diameter 18 mm dan panjang 65 mm
17670 : mempunyai diameter 17 mm dan panjang 67 mm

Untuk list lebih lengkap beberapa jenis ukuran dan persamaan nama yang sering dipakai :
32650 : Ukuran ini sama dengan batere jenis D. Untuk alternatif li-ion biasanya 3AA + holder bisa dipakai ataupun 4AA + holder dengan sedikit mempoles bagian dalam senter.
26650 : Batere ukuran ini akhir-akhir ini populer lagi karena sanggup memberikan arus 10-15 Ampere dg kapasitas yang lebih besar sedikit 4000-5000 mAH.
26500 : Ukuran ini sama dengan batere jenis C.
18650 : jenis batere yang paling umum saat ini dipakai untuk senter - senter
18500 : Jenis batere ini biasanya dipakai dalam form 2x18500 untuk pengganti 3xCR123 karena voltase yang mendekati.
17670 : batere ini sering dianggap sebagai alternatif Surefire Rechargeable karena ukurannya mendekati 2 x CR123 tanpa harus memodifikasi body (bored)
17500 : sama dengan 18500, batere ini sering dipakai dalam form 2x17500 tetapi dalam senter Surefire tanpa modifikasi (un-bored).
16340 : sering disebut RCR123, Rechargeable CR123
14500 : sama ukurannya dengan AA
14250 : sama ukurannya dengan 1/2 AA
10440 : sama ukurannya dengan AAA
15266 : sama ukurannya dengan CR2, kadang disebut RCR2
10280 : dipakai pada beberapa senter EDC mungil seperti Lummi Raw, Jil CR2, Peak LED, Muyshondt Aeon, Modamag Draco dll
10180 : dipakai pada beberapa senter EDC mungil seperti Lummi Wee, Modamag Drake

Sedikit sejarah :

Spoiler for sejarah:

Aturan penamaan batere diatas itu selama ini dipakai untuk batere lithium-ion rechargeable karena banyaknya jenis yang beredar (dengan voltase sekitar average 3.7 volt), tetapi beberapa batere itu memang ada yang ukurannya sama dengan batere non-rechargeable tetapi chemistry didalamnya berbeda jauh seperti :
16340 : CR123
14500 : AA
10440 : AAA

Chemistry didalam batere
Untuk jenis chemistry didalamnya, ini akan saya update lebih lanjut tetapi akan saya jabarkan sekarang untuk garis besarnya.
Bentuk saya tuliskan secara umum karena ada beberapa bisa customized.

Jenis pertama kali yang sering kita pakai adalah :
1. Alkaline :
Bentuk secara umum : AAA, AA, C, D
Voltase : 1.5 volt
Batere jenis ini muncul karena ada kebutuhan alat-alat tertentu yang membutuhkan arus cukup besar (lebih dari 250mA).
Kelemahan batere ini adalah :
- short shelf life : sekitar 3 tahun. Dari produksi sampai dipakai itu maksimum 3 tahun dan kapasitas mungkin sudah drop pada waktu akhir periode.
- sering bocor sehingga membahayakan barang yang menggunakan batere tersebut.

Beberapa jenis batere alkaline ini ada yang mempunyai voltase 12 volt seperti keluaran
- Energizer Jenis A series seperti A23, A27. Biasanya dipakai pada alarm, remote mobil, dll.
- Duracell Jenis MN21 yang sama dengan Energizer A23
Batere ini sebetulnya merupakan 8 buah batere alkaline yang ditumpuk.
http://en.wikipedia.org/wiki/A23_battery

2. Lithium
Bentuk secara umum : AA
Voltase : 1.5 volt
Batere jenis ini muncul untuk menjawab kekurangan - kekurangan batere alkaline sehingga mempunyai karakteristik :
- relatif lebih tidak mudah bocor sehingga lebih aman.
- long shelf life : rata-rata berumur 10 tahun
- sanggup memberikan arus lebih dari 1000 - 2000 mA tanpa penurunan kapasitas (karena voltage sag).

3. Nickel Cadmium (NiCd)
Bentuk : AA, C, D, dll
Voltase : 1.2 volt
Batere jenis ini muncul sebelum NiMH (Nickel Metal Hybride), dengan beberapa karakteristik :
- relatif lebih tahan dingin sehingga kapasitas tetap tinggi meskipun dipakai dikondisi dingin
- mengalami memory effect dimana jikalau batere itu dicharge sebelum batere itu benar-benar dihabiskan, maka kapasitas batere itu akan lebih menurun secara drastis.

4. Nickel Metal Hydbride (NiMH)
Bentuk : AAA, AA, C, D
Voltase : 1.2 volt
Batere ini yang paling umum saat ini sebagai rechargeable yang termasuk murah dan cukup tersebar dimana - mana.
Batere jenis ini juga muncul untuk menjawab kekurangan pada batere NiCd seperti :
- hilangnya memory effect
- lebih rentan terhadap udara dingin
- densitas batere lebih tinggi (kapasitas batere dg ukuran sama lebih tinggi)

5. Nickel Zinc (NiZn)
Bentuk : AA
Voltase : 1.6 volt
Batere ini dibuat karena ada beberapa alat yang lebih optimal jikalau menggunakan batere lithium (primary, disebut diatas no. 2), tetapi tetap menginginkan rechargeable. Kekurangan batere ini ada pada penggunaan multicell dimana jikalau penggunaan batere ini akan dipakai sampai habis total, tetapi salah satu batere masih ada isinya, maka arus itu akan melewati batere yang sudah kosong itu seolah-olah menjadi back-charge. Kondisi yang terjadi diatas itu akan merusak / menurunkan kapasitas batere NiZn. Batere NiMh tidak terpengaruh kondisi ini.

6. Lithium Ion Rechargeable :
Pada dasarnya chemistry yang ada pada jenis ini sangat banyak tetapi secara umum langsung dipukul rata sebagai lithium ion rechargeable. Saya akan coba jabarkan sebisanya dalam keterbatasan waktu dan pengetahuan (harus mencontek dulu).
- Volt : 3.7 volt (2.5 - 4.2volt)
- Berkaitan dengan arus maksimum pemakaian dan pada waktu charging, rule of thumb adalah :
pemakaian : 2C yaitu dua kali kapasitas batere
charge : 0.5C yaitu setengah kali kapasitas batere.
Jadi semisal :
18650 2900mA bisa dipakai untuk maksimum 5800 mA (5.8A)
17670 1600mA bisa dipakai untuk maksimum 3200 mA (3.2A)
14500 750mA bisa dipakai untuk maksimum 1500 mA (1.5A)
- Sifat dari batere Lithium Ion Rechargeable ini justru kebalikan dari NiMH dimana batere ini tidak boleh dipakai sampai habis total, makanya untuk batere ini ada istilah protected.

Protection circuit berguna untuk menutup arus jikalau salah satu dari hal dibawah ini terjadi :
- voltase turun dibawah 2.5 volt atau 2.8 volt, berguna supaya tidak sampai merusakkan batere karena jikalau dipakai dibawah 2 volt misalnya maka charge berikut tidak akan bisa 100%, mungkin hanya bisa terisi 50% / 25%. Contoh pengalaman nyata itu pemakaian handycam sony, dimana Sony mencantumkan jikalau kapasitas tinggal 5 menit, (mungkin itu threshold sama dengan 2.5volt), maka harus ganti batere secepatnya, tetapi saya cukup bandel dan memakai terus sampai habis, ternyata pemakaian selanjutnya runtime drop dari 120 menit, tinggal hanya 10 menit tops.
- voltase waktu charge mencapai 4.2 volt, hal ini berguna untuk proteksi jikalau charger tidak berhenti charge pada 4.2 volt, maka protection circuit yang akan menghentikan proses charging, karena overcharge bisa mengakibatkan batere meledak
- ada lonjakan arus melebihi batas yang ditentukan (biasanya batasnya 5-6A), yang mengindikasikan adanya konslet.

7. LiFePO4
Volt : average 3.2 volt
Batere ini dimunculkan karena ada beberapa alat yang membatasi voltase batere karena dikhususkan untuk primary CR123 sebesar 3 volt. Meskipun voltase 3.2 volt tetapi dianggap masih dalam batas toleransi yang ada dibandingkan Li-Ion umumnya yang dimulai pada 4.2 volt. Sayang batere jenis ini kurang populer karena sulitnya mendapatkan charger yang support batere ini (charge pada 3.6 volt, bukan 4.2 volt pada charger lithium spt biasa). Adapun kelebihan batere jenis ini adalah :
- operating Voltage bisa dipakai sampai 1.5 - 2 volt dan charge ulang bisa 100% seperti semula
- Seperti batere IMR, batere jenis ini juga bisa dipakai sampai 10C (10 kali kapasitas batere), misal 500mAh jadi bisa menangani arus sampai 5000 mA (5A)
Harap berhati-hati pada penggunaan batere ini karena fresh charge, top voltage batere ini pada 3.7 volt dan beberapa senter/alat tetap tidak bisa menerima perbedaan volt itu meskipun dalam hitungan menit saja akan turun menjadi 3.2 volt.

8. Lithium Manganese (LiMn) / IMR
Biasanya rule pemakaian 2C diatas itu berlaku untuk batere Lithium based secara umum, tetapi ada jenis lainnya yaitu IMR / LiMn dimana batere ini memang diciptakan untuk diabuse sampai dengan 8C ataupun tergantung dari kapasitas masing - masing batere, seperti :
IMR 16340 : 4A (550 mAH)
IMR 18350 : 6A (700 mAH)
IMR 18500 : 15C atau 16500mA (1100 mAH)
IMR 18650 : 15C atau 25000mA (1600 mAh)
IMR 26500 : 23A (2300 mAH)

Untuk sementara saya stop dulu disini, nanti saya akan beri update lebih lanjut.

wilsonhiscirs.blogspot.com

Source: https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000009554453/bingung-soal-batere--tanya-aja-disini/114

0 Response to "Max Continuous Discharge or Max Pulse Discharge"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel